Thursday, November 19, 2015

Tugas Bulan 2 (Pilihan Kata (Diksi) Kalimat Efektif Alinea)



MAKALAH
TUGAS 2
Pilihan Kata (Diksi)
Kalimat Efektif
Alinea






NAMA                  : MUHAMMAD GHIFARY
                                NPM                      : 3KA17




UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015/2016




 
Kata Pengantar


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Fungsi Dan Kedudukan Bahasa Indonesia ini dengan baik meskipun terdapat banyak kekurangannya didalam.
Makalah ini berisi tentang arti penting bahasa, fungsi bahasa secara umum dan lain-lain. Makalah ini kami sajikan secara ringkas, mudah dibaca serta mudah untuk dipahami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fungsi Dan Kedudukan Bahasa Indonesia, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah kami dimasa depan.








Depok, Oktober 2015
     Penyusun
             
                                                                                   
Muhammad Ghifary





PEMBAHASAN

PILIHAN KATA(DIKSI)
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
• Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Fungsi dari diksi antara lain :

1.         Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
2.       Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
3.       Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
4.       Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal.  Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda seru (!); semesntara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua(J, tanda pisah   (-), dan spasi. Tanda titik, tanya, dan seru, sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan yang lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanya dan seru melambangkan kesenyapan.  
Contoh:
1)     Hai Min!
2)     Hai.
3)     Parmin akan bermain ke Simpanglima.
Pola Kalimat Dasar
            1).     S - P                                   : Orang itu sedang tidur.
            2).     S – P – O                           : Rani mendapat hadiah.
            3).     S – P – Pel                        : Pancasila merupakan dasar negara kita.
            4).     S – P – K                           : Kami tinggal di Jakarta.
            5).     S – P – O – Pel                 : Dian mengambilkan adiknya air minum.
            6).     S – P – O – K                    : Dian mengambil air minum di dapur.
            7).     S – P – O – Pel – K          : Dian mengambilkan adiknya air minum di dapur.

Prinsip Kalimat Efektif:
Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesepadanan Struktur
Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:

1. Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh:
Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour.       (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour.              (Efektif)

Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.

2. Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal.
Contoh:
Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa.                       (Tidak Efektif)
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa.     (Efektif)

B. Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.
Contoh:
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif.       (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif.          (Efektif)

C. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:

1. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren.        (Tidak efektif)
Saya tidak suka buah apel dan duren.                                    (Efektif)

2. Menghindari kesinoniman dalam kalimat
Contoh:
Saya hanya memiliki 3 buah buku saja.          (Tidak efektif)
Saya hanya memiliki 3 buah buku.                   (Efektif)

3. Menghindari penjamakan kata pada kata jamak
Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.    (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.                          (Efektif)

D. Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.

Contoh:
Guru baru pergi ke ruang guru.            (Tidak efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru.   (Efektif)

E. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.  Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.

1. Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Sudah saya baca buku itu.      (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya baca.      (Efektif)

2. Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.   (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.     (Efektif)

F. Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:
Budi membicaran tentang pengalaman liburannya.   (Tidak efektif)
Budi membicarak pengalaman liburannya.                   (Efekti)

G. Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan!     (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efektif)

Beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat antara lain:

1.        Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
    · Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.

Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
    · Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.

2.  Kontaminasi

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:

Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
Cara Menulis Kalimat Efektif

1.     Mengetahui Tujuan Tulisan
Suatu tulisan dibuat pasti dengan tujuan tertentu, misal: mendidik, membujuk, menyuruh, atau berbagi informasi. Bertanyalah pada diri sendiri: apa yang ingin dicapai oleh tulisan kita? Dengan mengetahui tujuan tulisan, kita dapat menyusun kalimat-kalimat yang mendukung pencapaian tujuan tersebut.
2.     Menentukan Gaya Penyampaian
Gaya penyampaian tidak berarti mempermanis pesan yang pahit. Kita bisa menanggapi keluhan secara efektif dengan cara menghilangkan kemarahan si pengeluh: “Kami memahami keluhan Anda. Kami meminta maaf atas ketidakpuasan Anda.” Kemudian sampaikan pendapat kita: “Kami menerima semua keluhan pelanggan kami secara sungguh-sungguh dan mencoba untuk menangani penyebab keluhan tersebut”. Pesan yang kita disampaikan akan lebih efektif jika kita menyampaikannya secara profesional.
3.     Menyampaikan Secara Positif
Menyampaikan gagasan secara positif memudahkan pembaca menangkap pesan yang ingin kita sampaikan. Menyampaikan pesan secara negatif memancing tanggapan negatif pula. Contoh penyampaian secara negatif: “Mustahil bagi saya untuk memenuhi tenggat waktu itu.” Alih-alih, sampaikan pesan secara positif, misal: “Mari kita bahas jadwal dan tenggat waktu yang dapat kita tepati bersama.”
4.     Mengukur Keluaran
Keefektifan tulisan dapat diukur dari keluarannya. Bertanyalah pada diri sendiri: bagaimana tanggapan pembaca terhadap pesan yang kita sampaikan? Jika tulisan kita efektif, pembaca akan memahami pesan yang kita sampaikan dan akan menjawab apa yang kita perlukan atau menerima penjelasan kita. Contoh, jika kita menulis tentang suatu produk terbaru dan kita menerima banyak permintaan akan penjelasan lebih lanjut, berarti tulisan kita tidak mampu mencapai tujuannya, yakni menjelaskan produk baru.

ALINEA/PARAGRAF

PENGERTIAN ALINEA
            Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Macam-Macam Alinea
Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
            Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.

A. Paragraf Deduktif
Paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf , yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

B. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

C. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

D. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

BAGIAN DARI ALINEA
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.

   1. Paragraf/Alinea Pembuka.
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi:

1.       Menghantar pokok pembicaraan.
2.       Menarik minat dan perhatian pembaca.
3.       Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan

  2.  Paragraf/Alinea Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya. Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adalah:

a.       Mengemukakan inti persoalan.
b.      Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan.
c.       Meringkas alinea sebelumnya.
d.      Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.

  3.  Paragraf/Alinea Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini:

a.        Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
b.      Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
c.       Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.

RANGKA PARAGRAF
Paragraf diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kalimat topik dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Kalimat ini merupakan kalimat terpenting yang harus ada dalam setiap paragraf. Jika kalimat topik tidak ada dalam satu paragraf, berarti ide paragraf itu juga tidak ada. Ciri dari kalimat topik dan kalimat penjelas sebagai berikut.
 
 Ciri kalimat topik:
1.            Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
2.            Mengandung permasalahn yang potensial untukdirinci dsn diuraikan lebih lanjut.
3.            Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.
4.            Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.

    Ciri kalimat penjelas:
1.            Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung/transisi.
2.            Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti). Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
3.            Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat memperjelas (mendukung) kalimat topik.
                                            
                                         DAFTAR PUSTAKA
http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/10/diksi-atau-pemilihan-kata.html
http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/diksi-pilihan-kata.html
http://belajarberbudipekerti.blogspot.co.id/2015/04/makalah-bahasa-indonesia-tentang_30.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html
https://tempekemulmanget2.wordpress.com/2011/03/08/kalimat-efektif/
http://nadaaviana95.blogspot.co.id/2014/11/paragraf-alinea.html
http://nadiaswahedi.blogspot.co.id/2014/12/alineaparagraf.html