MAKALAH
TUGAS 2
Pilihan Kata (Diksi)
Kalimat Efektif
Alinea
NAMA : MUHAMMAD GHIFARY
NPM : 3KA17
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Fungsi Dan Kedudukan Bahasa Indonesia ini dengan
baik meskipun terdapat banyak kekurangannya didalam.
Makalah ini berisi tentang arti penting bahasa, fungsi
bahasa secara umum dan lain-lain. Makalah ini kami sajikan secara ringkas,
mudah dibaca serta mudah untuk dipahami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fungsi Dan Kedudukan Bahasa
Indonesia, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah kami dimasa depan.
Depok, Oktober 2015
Penyusun
Muhammad Ghifary
PEMBAHASAN
PILIHAN KATA(DIKSI)
Diksi bisa diartikan sebagai
pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya
berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau
menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa,
ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang
bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki
nilai artistik yang tinggi.
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan
kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang
lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga
setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada
pemilihan kata dan gaya.
• Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata
mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara
tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah
keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Fungsi dari diksi antara lain :
1.
Membuat
pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa
yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
2.
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
3.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara
verbal.
4.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna
sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif
keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah: makna lain yang
ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang
/ kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh
di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang
mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki
konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan
ramping.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah
terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda
seru (!); semesntara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca
seperti koma(,), titik dua(J, tanda pisah
(-), dan spasi. Tanda titik, tanya, dan seru, sepadan dengan intonasi
akhir, sedangkan yang lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda
titik, tanya dan seru melambangkan kesenyapan.
Contoh:
1) Hai Min!
2) Hai.
3) Parmin akan
bermain ke Simpanglima.
Pola Kalimat Dasar
1). S - P : Orang itu
sedang tidur.
2). S – P – O
: Rani
mendapat hadiah.
3). S – P – Pel : Pancasila merupakan
dasar negara kita.
4). S – P – K : Kami tinggal di
Jakarta.
5). S – P – O – Pel : Dian mengambilkan adiknya
air minum.
6). S – P – O – K : Dian mengambil air minum
di dapur.
7). S – P – O – Pel – K : Dian mengambilkan adiknya air minum
di dapur.
Prinsip Kalimat Efektif:
Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi
yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan
dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
A. Kesepadanan Struktur
Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran
dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat
ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:
1. Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh:
Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study
tour. (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study
tour. (Efektif)
Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah
pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.
2. Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat
tunggal.
Contoh:
Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga
desa. (Tidak Efektif)
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga
desa. (Efektif)
B. Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan
di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata
pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika
kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.
Contoh:
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah
memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif. (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah
memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. (Efektif)
C. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang
tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal
yang harus diperhatikan adalah:
1. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren. (Tidak efektif)
Saya tidak suka buah apel dan duren. (Efektif)
2. Menghindari kesinoniman dalam kalimat
Contoh:
Saya hanya memiliki 3 buah buku saja. (Tidak efektif)
Saya hanya memiliki 3 buah buku. (Efektif)
3. Menghindari penjamakan kata pada kata jamak
Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung
rektorat. (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Efektif)
D. Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam
memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
Guru baru pergi ke ruang guru. (Tidak efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru. (Efektif)
E. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya
sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara memberikan penegasan pada
kalimat efektif.
1. Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Sudah saya baca buku itu. (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya baca. (Efektif)
2. Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan
presiden. (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan
gubernur. (Efektif)
F. Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Budi membicaran tentang pengalaman liburannya. (Tidak efektif)
Budi membicarak pengalaman liburannya. (Efekti)
G. Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau
dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan! (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efektif)
Beberapa jenis kesalahan dalam
menyusun kalimat antara lain:
1.
Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir
(berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang
mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
· Banyak
tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda
gunakan.
· Kita harus
saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau
Kita seharusnya tolong-menolong.
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat
kita lihat pada kalimat berikut ini:
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan
bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran
–nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata
dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat
pada kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
Cara Menulis Kalimat Efektif
1. Mengetahui Tujuan
Tulisan
Suatu tulisan dibuat pasti dengan tujuan tertentu, misal:
mendidik, membujuk, menyuruh, atau berbagi informasi. Bertanyalah pada diri
sendiri: apa yang ingin dicapai oleh tulisan kita? Dengan mengetahui tujuan
tulisan, kita dapat menyusun kalimat-kalimat yang mendukung pencapaian tujuan
tersebut.
2. Menentukan Gaya
Penyampaian
Gaya penyampaian tidak berarti mempermanis pesan yang pahit.
Kita bisa menanggapi keluhan secara efektif dengan cara menghilangkan kemarahan
si pengeluh: “Kami memahami keluhan Anda. Kami meminta maaf atas ketidakpuasan
Anda.” Kemudian sampaikan pendapat kita: “Kami menerima semua keluhan pelanggan
kami secara sungguh-sungguh dan mencoba untuk menangani penyebab keluhan
tersebut”. Pesan yang kita disampaikan akan lebih efektif jika kita
menyampaikannya secara profesional.
3. Menyampaikan
Secara Positif
Menyampaikan gagasan secara positif memudahkan pembaca
menangkap pesan yang ingin kita sampaikan. Menyampaikan pesan secara negatif
memancing tanggapan negatif pula. Contoh penyampaian secara negatif: “Mustahil
bagi saya untuk memenuhi tenggat waktu itu.” Alih-alih, sampaikan pesan secara
positif, misal: “Mari kita bahas jadwal dan tenggat waktu yang dapat kita
tepati bersama.”
4. Mengukur
Keluaran
Keefektifan tulisan dapat diukur dari keluarannya.
Bertanyalah pada diri sendiri: bagaimana tanggapan pembaca terhadap pesan yang
kita sampaikan? Jika tulisan kita efektif, pembaca akan memahami pesan yang
kita sampaikan dan akan menjawab apa yang kita perlukan atau menerima penjelasan
kita. Contoh, jika kita menulis tentang suatu produk terbaru dan kita menerima
banyak permintaan akan penjelasan lebih lanjut, berarti tulisan kita tidak
mampu mencapai tujuannya, yakni menjelaskan produk baru.
ALINEA/PARAGRAF
PENGERTIAN ALINEA
Alinea
adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat
dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana
atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri
atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Macam-Macam Alinea
Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat
yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan
utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi
penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri
bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan
atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
Paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada
bagian awal paragraf , yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau
gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
B. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan
terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
C. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf
umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada
awal paragraf.
D. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya
sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi
seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic
karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini
sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama
dalam karangan fiksi.
BAGIAN DARI ALINEA
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf
jika dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf/Alinea
Pembuka.
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai
pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus
dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk
menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan
rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah
karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi:
1.
Menghantar pokok pembicaraan.
2.
Menarik minat dan perhatian pembaca.
3.
Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk
mengetahui isi seluruh karangan
2. Paragraf/Alinea Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara
paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab.
Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf
pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf
dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris,
dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative
yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya. Secara lebih rinci
dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adalah:
a.
Mengemukakan inti persoalan.
b.
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi
kesimpulan.
c.
Meringkas alinea sebelumnya.
d.
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada
paragraf berikutnya.
3. Paragraf/Alinea Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir
karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu.
Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada
bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut
ini:
a.
Sebagai
bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
b.
Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup
atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
c.
Sebagai bagian paling akhir yang dibaca,
hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
RANGKA PARAGRAF
Paragraf diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kalimat topik
dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang
berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Kalimat ini merupakan kalimat
terpenting yang harus ada dalam setiap paragraf. Jika kalimat topik tidak ada
dalam satu paragraf, berarti ide paragraf itu juga tidak ada. Ciri dari kalimat
topik dan kalimat penjelas sebagai berikut.
Ciri kalimat topik:
1. Merupakan
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
2. Mengandung permasalahn yang potensial
untukdirinci dsn diuraikan lebih lanjut.
3. Dapat
dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.
4. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa
harus dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
Ciri kalimat
penjelas:
1. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung/transisi.
2. Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti). Arti
kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu paragraf.
3. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat
memperjelas (mendukung) kalimat topik.
DAFTAR PUSTAKA
http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/10/diksi-atau-pemilihan-kata.html
http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/diksi-pilihan-kata.html
http://belajarberbudipekerti.blogspot.co.id/2015/04/makalah-bahasa-indonesia-tentang_30.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html
https://tempekemulmanget2.wordpress.com/2011/03/08/kalimat-efektif/
http://nadaaviana95.blogspot.co.id/2014/11/paragraf-alinea.html
http://nadiaswahedi.blogspot.co.id/2014/12/alineaparagraf.html